"... Dengarkah kamu? Aku ada. Aku masih ada. Aku selalu ada. Rasakan aku, sebut namaku seperti mantra yang meruncing menuju satu titik kemudian melebur, meluber, dan melebar. Rasakan perasaanku yang bergerak bersama alam untuk menyapamu."
AKU ADA
AKU ADA
“… Lelaki itu kemudian mulai melukis,
sampai lewat tengah malam, hingga tertidur lelah di lantai studio. Namun ada
kelegaan luar biasa yang takkan bisa dikatakannya, melampaui kemampuan rangkum
nada atau kata, surat cinta, bahkan rencana sehidup semati. Dalam studio itu,
akhirnya ia mengetahui apa yang ia inginkan. Bahagia dengan satu kejujuran.
Kemudian berserah dalam ketakberdayaan. Ia bahkan tidur sambil tersenyum.”
CICAK DI DINDING
CICAK DI DINDING
“…Terlalu lama kita hidup menjadi
bayang-bayang bagi satu sama lain. Biarkan aku mendekati kalian dengan
perlahan, sampai pagi terbit bagi kita bersama. Tak ada lagi bayangan. Kita
lebur dalam kenyataan.”
TIDUR
TIDUR
"... Aku teringat detik-detik yang kugenggam. hangat senyumnya, napasnya, tubuhnya, dan hujan ini mengguyur semua hangat itu, menghanyutkan bersama air sungai, bermuara entah kemana. hujan mendobrak paksa genggamanku dan merampas milikku yang paling berharga. Hujan bahkan membasuh airmata yang belum ada. Membuatku seolah-olah menangis. Aku tidak ingin menangis. Aku hanya ingin pulang. Cepat pulang. Jangan pergi lagi."
FIRASAT
FIRASAT
“… Aku sampai di bagian bahwa aku telah
jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja.
Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari
bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa
kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan.”
HANYA ISYARAT
HANYA ISYARAT
“… Rasakan semua, demikian pinta sang
hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat
pada waktunya. Dan inilah hatiku pada dini hari yang hening. Bening. Apa
adanya.”
PELUK
PELUK
"... Tak ada yang muluk dari obat flu dan air putih. Tapi kamu mempertanyakannya seperti putri minta dibuatkan seribu candi dalam semalam."
CURHAT BUAT SAHABAT
".... Mereka yang tidak paham dahsyatnya api akan mengobarkannya dengan sembrono. Mereka yang tidak paham energi cinta akan mengobarkannya dengan sia-sia. Dirinya bukan malaikat yang tahu siapa lebih mencintai siapa dan untuk berapa lama. Tidak penting. Ia sudah tahu. Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil di dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang."
MALAIKAT JUGA TAHU
"... When i was in complete surrender of who i'am, the helpless idiot venturing her endless lessons of love and life. When i was thankful that he would grow older and see what a mess I could be. And i can feel i'am arriving in that moment again, right now, as i'm cuddled like his Teddy and still not knowing what to do or what to decide"
GROW A DAY OLDER
GROW A DAY OLDER
“…If once we had decided to forget, then
we alone can decide to remember. We all started the same journey. This had been
an illusion of a journey, for it didn’t have a start and didn’t have an end.”
BACK TO HEAVEN'S LIGHT
BACK TO HEAVEN'S LIGHT
Jakarta, 25 september
2012, kutemukan diriku di setiap tulisannya – Rectoverso – Dewi Lestari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar