Selasa, 25 September 2012

" Rectoverso "



"... Dengarkah kamu? Aku ada. Aku masih ada. Aku selalu ada. Rasakan aku, sebut namaku seperti mantra yang meruncing menuju satu titik kemudian melebur, meluber, dan melebar. Rasakan perasaanku yang bergerak bersama alam untuk menyapamu."
AKU ADA 

“… Lelaki itu kemudian mulai melukis, sampai lewat tengah malam, hingga tertidur lelah di lantai studio. Namun ada kelegaan luar biasa yang takkan bisa dikatakannya, melampaui kemampuan rangkum nada atau kata, surat cinta, bahkan rencana sehidup semati. Dalam studio itu, akhirnya ia mengetahui apa yang ia inginkan. Bahagia dengan satu kejujuran. Kemudian berserah dalam ketakberdayaan. Ia bahkan tidur sambil tersenyum.”
CICAK DI DINDING


“…Terlalu lama kita hidup menjadi bayang-bayang bagi satu sama lain. Biarkan aku mendekati kalian dengan perlahan, sampai pagi terbit bagi kita bersama. Tak ada lagi bayangan. Kita lebur dalam kenyataan.”
TIDUR

"... Aku teringat detik-detik yang kugenggam. hangat senyumnya, napasnya, tubuhnya, dan hujan ini mengguyur semua hangat itu, menghanyutkan bersama air sungai, bermuara entah kemana. hujan mendobrak paksa genggamanku dan merampas milikku yang paling berharga. Hujan bahkan membasuh airmata yang belum ada. Membuatku seolah-olah menangis. Aku tidak ingin menangis. Aku hanya ingin pulang. Cepat pulang. Jangan pergi lagi."
FIRASAT

“… Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan.”
HANYA ISYARAT


“… Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya.”
PELUK 

"... Tak ada yang muluk dari obat flu dan air putih. Tapi kamu mempertanyakannya seperti putri minta dibuatkan seribu candi dalam semalam."
CURHAT BUAT SAHABAT


".... Mereka yang tidak paham dahsyatnya api akan mengobarkannya dengan sembrono. Mereka yang tidak paham energi cinta akan mengobarkannya dengan sia-sia. Dirinya bukan malaikat yang tahu siapa lebih mencintai siapa dan untuk berapa lama. Tidak penting. Ia sudah tahu. Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil di dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang."
MALAIKAT JUGA TAHU

"... When i was in complete surrender of who i'am, the helpless idiot venturing her endless lessons of love and life. When i was thankful that he would grow older and see what a mess I could be. And i can feel i'am arriving in that moment again, right now, as i'm cuddled like his Teddy and still not knowing what to do or what to decide"
GROW A DAY OLDER  


“…If once we had decided to forget, then we alone can decide to remember. We all started the same journey. This had been an illusion of a journey, for it didn’t have a start and didn’t have an end.”
BACK TO HEAVEN'S LIGHT


Jakarta, 25 september 2012, kutemukan diriku di setiap tulisannya – Rectoverso – Dewi Lestari



Tidak ada komentar:

Posting Komentar