Menghafal Qur’an itu banyak pahala, nanti Allah Ta’ala akan sayang kita, Membaca
Al Qur’an, mempelajarinya, mengamalkan, dan menghafalkannya, Generasi terbaik
hafizh Qur’an”
Hafizh Qur’an – Nash
Tontonan keren di bulan
Ramadhan ini, Hafizh Qur’an di Trans 7, sebelumnya cerita dulu kenapa bisa nemu
acara keren ini, memang beberapa bulan ini akrab dengan televisi ( efek habis
resign kerja dan belum dapat kerja mpe sekarang – curhat – hehe ), walau cuma program-program
tertentu yang aku tonton, salah satunya laptop si unyil, sumpah ni acara
favoritku sejak nggak kerja kkkk, pas ramadhan jam tayang laptop si unyil
diganti hafizh Qur’an, so jadi nonton, pas banget episode pertama nonton, kagum
sama hafizh-hafizh kecil itu, jadi inget masa kecil hafalin juz 30, masyaallah,
ingat banget jaman kecil dulu hafal juz 30 dulu, baru naik level ngaji yaitu
baca Al-Qur’an dari juz 1, sampai sekarangpun anak-anak kecil di kampung halamanku
seperti itu. Tapi anak-anak hafizh Qur’an di Trans 7 hebat-hebat MasyaAllah,
salut kepada para orang tua yang mendidik mereka, di hati terbersit keinginan
mendidik anakku kelak untuk menjadi hafizh, tapi kalau lihat bacaan Al-Qur’anku
yang masih tak seberapa...aduh...tapi Bismillah semoga keinginan saya terwujud,
untuk memiliki momongan dan mendidik dengan baik, hafizh Qur’an :-D
Program ini juga syarat
makna, banyak tausiah-tausiah yang di sampaikan juri di sela sela penilaian,
ada satu hal yang menggelitik saya, peserta yang termasuk usia paling muda
diantara para peserta yaitu Annisa, perempuan kecil yang tak tahu dia sedang
berkompetisi dalam hafizh Qur’an mengikuti semua sesi hafalan, sambung cepat, ataupun
tanya jawab dengan baik di umurnya yang baru lima tahun, MasyaAllah. Kadang dia
bermain sendiri di panggung, naluri anak kecil yang masih suka bermain, dan
satu hal dia nggak suka pakai lampu panggung yang menyorot dari bawah, jadi
pengen ketawa, anak-anak memang mempunyai kenyamananya tersendiri.
Satu cerita yang
membuatku tertarik dengan Annisa ketika salah satu juri waktu itu Ust. Yusuf
Mansyur menunjukkan sebuah Al-Qur’an yang ternyata itu adalah Al-Qur’an milik
Annisa, Al-Qur’an dengan sampul masih bagus namun isinya yang sudah tak rapi
lagi, banyak lakban dan halaman yang mungkin sudah lepas lalu disusun kembali,
( maaf nggak punya fotonya ) katanya itu adalah Al-Qur’an Annisa yang sudah
dibaca sejak umur tiga setengah tahun, MasyaAllah, lalu aku menengok Al-Quranku
yang masih rapi, dan cuma satu lakban tertempel di luar, aku ingat waktu itu sampul
di pojokan hampir robek, lalu aku menempel lakban, tak sebanding dengan
kerusakan Qur’an Annisa, kita ambil sudut pandang positif, lebih banyak mana Al-Qur’an
saya atau Nisa yang sering di baca. Ya Al-Qur’an yang kita baca tiap hari
memang semakin lama semakin terasa seperti sahabat kita, sekedar cerita dari
kecil aku berganti Qur’an sebanyak 3 kali, waktu khatam hafal juz 30 kecuali
surat An-Naba’ Ayahku membelikan Al-Quran, aku mengaji waktu itu di rumah pakde,
aku di ajar oleh bude dan kakak-kakak sepupuku. Setelah Al-Qur’an pertama yang
aku miliki kemudian aku berganti ke Al-Quran yang ukurannya lebih kecil, aku
beli sendiri di toko gramedia di jogjakarta waktu itu, lebih mudah dibawa kemana-mana,
dan yang terakhir aku pakai sampai sekarang Al-Qur’an milik kakakku yg
diberikan padaku, lebih tepatnya aku yang meminta karena Al-Qur’an itu bagus terjemahan
Bahasa Indonesia di dalamnya.
Ada cerita lain dari Qur’an
Annisa waktu itu Annisa sempat dibercandain sama para juri kalau Al-Qurannya
mau diminta dia tidak memperbolehkan, mau dibeli juga tidak boleh, mau diganti
yang baru juga tidak boleh, ya seperti itu anak yang menyukai sebuah benda
MasyaAllah jika ternyata yang disukainya Aadalah kitab suci Al-Quran. Yang memmbuat
aku terkaget lagi ketika Ibunda Annisa bilang itu adalah Al-Quran mahar ketika
Ibunda Annisa menikah, seketika saya ingat mahar yang diberikan suami saya
ketika kita menikah, seperangkat alat sholat, sebuah mukena dan sajadah, betapa
Amanahnya ibu Annisa terhadap mahar yang diberikan padanya, di hati aku bilang
akupun harus begitu, membandingkan secara positif Qur’an lusuh Annisa dengan
Mukena cantik milikku, ya aku masih menyimpannya karena aku masih punya mukena
mukena terdahulu, saatnya buat aku sendiri ataupun temen-temen yang udah nikah
yg mendapat mahar seperangkat alat sholat atau ibadah yang masih disimpen aja
mungkin karena bagus atau mahal, nggak perlu sayang buat dipake, saatnya kita
bongkar, jalankan amanah dari suami pergunakan apa yang mereka beri, insha
Allah pahala mengalir untuk kita dan suami kita.
Banyak cerita di balik
acara Hafizh Qur’an ini, Alhamdulillah aku bisa nonton acara ini, sembari
ngecharge semangat buat ngaji, baca Al-Qur’an , dan Hafalin ayat-ayat Al Qur’an
lagi. Selalu percaya kepada Allah dan mendekatkan diri padanNya melalui Al-Qur’an,
selalu nasihat buat diri sendiri dulu, banyak berdo’a, sucikan hati, perbanyak
ibadah, pertebal iman dan kesabaran, banyak bersyukur, dan semoga Allah selalu
memberikan kesehatan kepada suamiku, diriku, dan seluruh keluargaku, Amin. Yuk
tonton Hafizh Qur’an.
For my son in Surga ‘jadi
anak sholeh nak, ibu yakin karena Allah, disana adalah tempat yang terbaik
buatmu”, Mommy love you so much.
Bekasi, Friday, 3 Juli
2015, Puasa ke 17, Nuzulul Qur’an , kata
Ust Bachtiar Nasir “ Al-Qur’an itu akan sulit di dekati oleh orang-orang yg
punya penyakit hati “
Pic from google